Akhirnya sampai juga diujung Februari tahun 2014. Menengok sebulan lalu atau lebih tepatnya 1 minggu terakhir dari bulan tersingkat diantara bulan yang lain ini, banyak sekali kejadian yang terjadi. Kebanyakan kejadian tersebut menguji kesabaranku sebagai seorang insan manusia biasa yang tak luput dari kesalahan. Ternyata tak semudah ucapan di bibir :
"Bila ada 100 alasan buatmu bersedih, berikan 1000 alasan untuk buatmu senang"
Menemukan 1000 alasan untuk buat diri ini merasa bahagia bukanlah hal yang mudah rupanya. Namun aku selalu ingat pelajaran dari sebuah kegagalan. Seperti halnya Thomas Alva Edison yang menemukan bola lampu setelah banyak gagal melakukan percobaan. Sebenarnya dia tidak gagal namun dia berhasil mengetahui cara yang salah dalam penciptaan bola lampu. Begitu pula kesalahan yang kulakukan belakangan ini. Itu bukanlah sebuah kesalahan namun ku telah menemukan cara yang salah dalam melakukan tugas/pekerjaan.
Mesti kuakui aku sering berbuat salah dan terkadang diri ini gak mau disalahkan. Selalu ada "Excuse" untuk membela diri. Namun setelah 9 bulan dengan atasan yang baru aku sadar akan satu hal. Beliau selalu berkata, "Well apapun itu." Itu bukanlah kalimat bahwa beliau tidak peduli, namun kalimat itu adalah kalimat yang menuntut akan sebuah solusi. Seperti bahan diskusi lalu di Mild Camp :
"Janganlah konsen terhadap kelemahan anak buah/rekan kerja kita, konsenlah pada kelebihannya. Kembangkan kelebihannya dan beri solusi terhadap kelemahannya."
Dunia cinta dan dunia pekerjaan sebenarnya mempunyai kesamaan. Kita termasuk saya terkadang masih konsen dengan apa yang menjadi kelemahan pasangan / rekan kerja kita. Kok si dia gitu sich, kok gak begini sich ? Ingat tidak ada manusia terlahir secara sempurna. Seperti apa yang tertulis di buku "Menyibak Rahasia Dunia Kecil dalam Pikiran" bahwa :
"Bila ada 100 alasan buatmu bersedih, berikan 1000 alasan untuk buatmu senang"
Menemukan 1000 alasan untuk buat diri ini merasa bahagia bukanlah hal yang mudah rupanya. Namun aku selalu ingat pelajaran dari sebuah kegagalan. Seperti halnya Thomas Alva Edison yang menemukan bola lampu setelah banyak gagal melakukan percobaan. Sebenarnya dia tidak gagal namun dia berhasil mengetahui cara yang salah dalam penciptaan bola lampu. Begitu pula kesalahan yang kulakukan belakangan ini. Itu bukanlah sebuah kesalahan namun ku telah menemukan cara yang salah dalam melakukan tugas/pekerjaan.
Mesti kuakui aku sering berbuat salah dan terkadang diri ini gak mau disalahkan. Selalu ada "Excuse" untuk membela diri. Namun setelah 9 bulan dengan atasan yang baru aku sadar akan satu hal. Beliau selalu berkata, "Well apapun itu." Itu bukanlah kalimat bahwa beliau tidak peduli, namun kalimat itu adalah kalimat yang menuntut akan sebuah solusi. Seperti bahan diskusi lalu di Mild Camp :
"Janganlah konsen terhadap kelemahan anak buah/rekan kerja kita, konsenlah pada kelebihannya. Kembangkan kelebihannya dan beri solusi terhadap kelemahannya."
Dunia cinta dan dunia pekerjaan sebenarnya mempunyai kesamaan. Kita termasuk saya terkadang masih konsen dengan apa yang menjadi kelemahan pasangan / rekan kerja kita. Kok si dia gitu sich, kok gak begini sich ? Ingat tidak ada manusia terlahir secara sempurna. Seperti apa yang tertulis di buku "Menyibak Rahasia Dunia Kecil dalam Pikiran" bahwa :
"Untuk bahagia itu kita gak butuh orang lain. Perasaan bahagia itu kita dapat dari standar bahagia yang kita buat, bila standar bahagia terlalu tinggi dan kita tidak mencapainya maka yang terjadi adalah kekecewaan"Oleh karena itu walau banyak kejadian yang terasa berat terjadi di sekitar kita mulai dari pasangan yang kok gini dan gitu, rekan kerja yang susah diajak cooperative, dll. Asalkan kita memiliki standar bahagia yang cukup simple, maka hari-hari akan kita lalui dengan ringan. Berikut tips yang mungkin membantu buat sahabat semua yang merasa selalu hidupnya berat banget :
- Buang jauh-jauh pemikiran kok gini sich kok gitu sich, mulailah cari solusi agar tidak jadi gini dan gitu doank. Seperti halnya dalam dunia pekerjaan ada seorang karyawan yang mengeluh kok manajemennya seperti ini kok gak seperti itu. Mestinya si karyawan tersebut ikut andil bagian dalam menyelesaikan masalah tersebut. "Talk Less, Do More !!!"
- Ada tips lainnya tidak dari Sahabat ?
Komentar
Posting Komentar
Jangan Lupa Komentarnya Yah