10 menit perjalanan dari tempat ku mencari sesuap nasi menuju gubug sederhanaku. Kulewati sebuah jalan setapak bersama kuda kesayangan. Sepanjang jalan setapak ini kulalui beberapa pria paruh baya yang melangkahkan kakinya dengan ayunan lambat dan kepala tertunduk ke bawah. Tak terlihat olehku ayunan langkah kaki yang penuh keceriaan dan kepala tegak mentap jalan didepan. Ku tau sepertinya mereka lelah karena setiap hari harus berteman dengan panas mentari dan pekatnya debu yang bebas bertebangan. Yah mereka adalah pekerja kasar, pekerja yang menggunakan otot sebagai senjata utama untuk mendapatkan sesuap nasi demi anak, isteri, dan keluarga tercinta di kampung halaman. Kudapati juga beberapa pria paruh baya sedang menunjukkan raut wajah bahagia bercengkerama dengan keluarga tercinta melalui kotak ajaib di genggaman tangan kanan mereka.
10 menit berlalu akhirnya kutiba dirumah dan melepas lelah dengan membasahi sekujur tubuh dengan air dingin. Pikiranku pun menjadi dingin. Kudapati sosok wajah yang biasa dipanggil dengan sebutan hanggar di sebuah cermin. Kukatakan pada sosok wajah tadi bahwa kamu harus bersyukur karena tak harus memeras keringat di bawah terik mentari. Kamu tak harus jauh dari keluarga demi mencari sesuap nasi. Kamu tak harus mengayunkan kaki untuk kembali ke gubug sederhanamu. Kamu harus bersyukur dengan apa yang kamu miliki saat ini. Apa yang kamu miliki saat ini adalah hal terbaik yang diberikan oleh Allah. Syukur adalah wujud terima kasih kepada Allah. Jika hari ini kamu tak bersyukur dan berterima kasih kepada Allah atas apa yang telah diberikan-Nya maka apakah mungkin dia akan menambahkan nikmat-Nya untuk kau miliki di kemudian hari.
10 menit berlalu akhirnya kutiba dirumah dan melepas lelah dengan membasahi sekujur tubuh dengan air dingin. Pikiranku pun menjadi dingin. Kudapati sosok wajah yang biasa dipanggil dengan sebutan hanggar di sebuah cermin. Kukatakan pada sosok wajah tadi bahwa kamu harus bersyukur karena tak harus memeras keringat di bawah terik mentari. Kamu tak harus jauh dari keluarga demi mencari sesuap nasi. Kamu tak harus mengayunkan kaki untuk kembali ke gubug sederhanamu. Kamu harus bersyukur dengan apa yang kamu miliki saat ini. Apa yang kamu miliki saat ini adalah hal terbaik yang diberikan oleh Allah. Syukur adalah wujud terima kasih kepada Allah. Jika hari ini kamu tak bersyukur dan berterima kasih kepada Allah atas apa yang telah diberikan-Nya maka apakah mungkin dia akan menambahkan nikmat-Nya untuk kau miliki di kemudian hari.
Komentar
Posting Komentar
Jangan Lupa Komentarnya Yah